spmpronews.com
Sebuah konsorsium menawarkan sejumlah dana yang bernilai fantastis untuk membantu pembangunan didaerah kita. Terbaca semacam sebuah niat investasi, terbaca semacam peluang untuk membantu pembangunan negeri, beliaupun mengajak serta orang2 pilihan termasuk sang ayah yang telah kenyang dengan asam garam dunia bisnis baik putih maupun hitam. Sembari menyimak diskusi dan perdebatan diantara peserta rapat, tangan dan bibirnya tak henti bertasbih melafadzkan asma Allah. Akhir cerita, pertemuan akan dilanjutkan dengan melibatkan tim ahli yang lebih besar dengan mengkaji segala aspek terutama aspek hukum dan dengan kajian mencari tau bukti nyata hasil kerja mereka di periode sebelumnya.
Tak sulit untuk menjelaskan bahwa beliau adalah orang yang sangat hati-hati, terutama soal hukum. Begitupun saat beliau didesak untuk peresmian sebuah pusat perbelanjaan, lagi-lagi soal hukum dan beliau tak ingin ada setitikpun salah langkah dan terjebak disana.
Aku adalah sedikit orang yang mendaki bersamanya tapi tak ikut menikmati manisnya madu perjuangan. Tak mengapa karena Insya Allah rezeki takkan pernah tertukar.Ku berdo’a dan berharap untuk mereka yang duduk disinggasana adalah manusia-manusia terbaik yang memang ahli dibidangnya, dan sanggup mewujudkan mimpi2nya dalam membangun bumi pertiwi.
Dua tahun mengiringi langkahnya, keluar masuk pintu kementerian,tak lelah mengetuk pintu hati sang penguasa, agar dapat membangun dan memajukan bumi pertiwi agar sejajar dengan mereka yang lebih dulu maju, bertemu dengan orang-orang hebat, menghadiri serangkaian kegiatan pusat, hingga menerima sejumlah tanda prestasi kerja, bahkan menjadi saksi antusiasnya warga yang bahkan dari daerah lain untuk berebut berjabat tangan atau sekedar ingin foto bersama. Sungguh suatu pemandangan yang belum pernah kurasakan dengan pemimpin2 sebelumnya.
Meski terlahir sebagai putra raja, dan menyandang predikat orang no 1, tapi tak ada tanda-tanda hidupnya bergelimang dengan kemewahan. Makan nasi hanya nasi putih , itupun hanya satu dua sendok, sisanya adalah makan buah-buahan segar lokal biasa, seperti semangka, melon, jeruk,anggur, dan yang selalu ada adalah kurma. Penah suatu waktu aku ikut bersamanya di kota Solo, setidaknya ada 2 catatan yang selalu kuingat. Pertama masih soal makan, beliau bertanya “Kalian makan malam dimana ?”.. “jika kalian keluar, saya titip sop buntut dan tolong belikan kue serabi untuk oleh-oleh”.. usai sholat Maghrib, beliau istirahat dan kamipun makan diluar. Sepulang dari makan malam kami lihat beliau sudah terlelap tidur, alhasil Sop buntutpun dingin, hingga sekitar pukul 04 beliau terjaga dan bersiap untuk sholat subuh dan bertanya “Sop buntutnya masih bagus gk ya ?”… akhirnya beliaupun makan sop buntut yang telah 9 jam dan dipanaskan,. Catatanku yang kedua; beliau dan beberapa rekan masuk dalam lift bersama beberapa pengunjung lain, seketika hendak masuk kulihat penuh sesak akupun bergegas melangkah keluar, tak nyaman berjubel bersma beliau.. tapi sektika memanggil dan memintaku untuk tetap naik lift berjejal besamanya. Dikesempatan lain, bukan sekali dua beliau yang lebih dulu mengulurkan tangan atau berjalan beriring dengan merangkul pundakku.
Selama dua tahun bersamanya, belum pernah 1 kalipun beliau marah kepadaku, atau kepada Timku, baik saat melihat aksi2 kami yang terkadang nyeleneh,, maupun dalam pemberitaan yang kami terbitkan, dan selama itupun belum pernah 1 lembar rupiahpun keluar dari saku atau dompetnya untuk ku maupun anggota tim, tapi Alhamdulillah ditahun ini telah tercantum anggaran kerja yang sebelumnya tak pernah ada.
Dari perjalanan ini, aku berani menyimpulkan bahwa beliau sangat care, sangat ingin merubah wajah negeri agar cepat tumbuh kembang dan berdiri sama tinggi atau bahkan lebih tinggi dari para jiran, tapi beliau juga melepas kepercayaan kepada orang2 yang sudah beliau percaya, sebagaimana para pimpinan unit yang dipercaya untuk menentukan sendiri kabinetnya, yang seharusnya bisa terus menjaga marwah beliau.
Meski singkat, Bumi pertiwi yang dulu tenggelam telah beranjak naik dan dikenal orang, nyata jika dia populer tidak untuk dirinya sendiri, dan kitalah yang tak punya malu dan tak punya harga diri jika ternyata mengkhianati usaha keras yang telah beliau perjuangkan dengan susah payah.
DENY